Dalam lima tahun perjalanannya, DESBUMI (Desa Peduli Buruh Migran) telah menapaki berbagai capaian untuk mewujudkan migrasi aman bagi pekerja migran Indonesia sejak dari kampung halaman. Dikembangkan di lima provinsi wilayah basis pekerja migran, DESBUMI mendorong adanya pembentukan peraturan desa, layanan informasi, layanan dokumen, pendataan mobilitas migrasi, sosialisasi migrasi aman, pemberdayaan ekonomi, hingga akses keadilan melalui paralegal.
Aneka olahan pangan dan sabun cuci piring yang jadi hasil produksi kelompok purna migran di Kebumen, telah terjual di pusat perbelanjaan lokal. Di Wonosobo, karya batik dengan motif lokal menjadi ciri khusus aktivitas produksi kelompok purna migran.
Kisah-kisah pekerja migran yang #BerdayaDariDesa terangkum dalam Newsletter Edisi Khusus DESBUMI. Di dalamnya terdapat kisah-kisah keberdayaan pekerja migran melalui cerita perubahan. Temukan kisah Diana, Husnul Hidayah, Jumiatun dan Ita yang mengalami perubahan hingga mampu menebar kebermanfaatan bersama DESBUMI. PhotoVoice karya Radia Kewa dan Bernadete Letek juga akan mengajakmu untuk melihat sisi lain tentang situasi pekerja migran di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Lewat pengalaman Miftahul Munir, Kepala Desa Dukuhdempok, Kabupaten Jember dan kilas balik dari DESBUMI Summit, akan mengajakmu untuk memahami kerangka kerja kolaboratif bersama lintas pihak yang dibangun DESBUMI.
Simak kisah-kisah di atas, selengkapnya dalam Newsletter Migrant CARE Edisi Khusus DESBUMI!