Jakarta, GATRAnews – Mulai akhir Desember mendatang, Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) tak harus lagi transit di Terminal TKI Bandara
Soekarno Hatta, setibanya di Tanah Air setelah mengadu nasib di luar
negeri.
Ini sebuah kemajuan telah dibuat. Dengan keluarnya Permenaker No 16
tahun 2012 tentang Tata Cara Kepulangan TKI Secara Mandiri ke Daerah
Asal, tanggal 26 September lalu, maka TKI yang tidak bermasalah, sehat
jasmani dan rohani, mampu menjaga diri, dapat pulang sebagaimana
penumpang biasa, kata Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Dita Indah Sari, di Jakarta, Jumat (12/10).
Artinya, imbuh Dita, TKI dengan kriteria di atas, tidak perlu lagi
mampir atau transit ke Terminal TKI Selapajang. TKI tersebut cukup
dicatat di counter khusus di Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Setelah
itu, dapat langsung pulang ke daerah asal masing-masing.
Aturan ini dikeluarkan, dengan harapan tidak ada diskriminasi terhadap
TKI dan dapat dilayani sama baiknya seperti penumpang biasa. Selain
itu, aturan ini dikeluarkan demi menjaga kenyamanan para TKI, agar
merasa tenang, cepat, dan aman pulang ke Indonesia.
Dita mengungkapkan, berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menunjukkan, bahwa
antara Januari-Juli 2012, terdapat 172.510 kepulangan TKI. Dari jumlah
tersebut, 144.628 TKI pulang melalui Terminal IV Selapajang dan
sisanya 27.954 orang, langsung dari Terminal II Bandara Soetta. Mulai
Desember nanti, Terminal Selapajang hanya akan menjadi transit bagi
TKI yang bermasalah, sakit atau meninggal. Selebihnya, hanya melalui
Bandara Soetta.
Kemnakertrans telah menggelar rapat koordinasi dengan BNP2TKI, Angkasa
Pura II, Polisi Bandara, Otoritas Bandara, serta Imigrasi. Semua unsur
menyatakan siap mendukung pelayanan pemulangan TKI mandiri sebagaimana
layaknya penumpang biasa.
Pihak AP II akan terus memperketat pengawasan terhadap para calo dan
taksi gelap yang berpotensi mengganggu TKI. Sementara pihak Otoritas
Bandara di bawah Kemenhub, menyampaikan program seleksi yang lebih
ketat terhadap akses masuk Bandara Soetta, demi melindungi TKI kita
dari serbuan calo, taksi gelap, dan tindak kriminal lainnya. Pihak
Imigrasi, bahkan menginginkan adanya semacam satgas untuk melindungi
kepulangan ini.
Ditegaskan, koordinasi lintas sektoral ini vital. Pasalnya, 98 persen
TKI adalah perempuan dan jadwal kedatangan mereka dari Timur Tengah
umumnya pada malam hari menjelang pagi. Pendidikan mereka juga
rata-rata SD. Ini sangat rentan menjadi korban tindak pidana. Belum
lagi barang bawaan mereka umumnya banyak dan membawa uang, sehingga
mengundang perhatian.
Jumlah kedatangan TKI per hari selama periode Januari-Juli, tercatat
sekitar 958 orang. Terbanyak dari Saudi, Hongkong, dan Taiwan. Dari
jumlah tersebut, sekitar 8 persennya merupakan TKI bermasalah, yakni
mulai dari kasus ketenagakerjaan, sakit, hingga meninggal.
Oleh karena itu, Bandara Soetta harus menyiapkan sarana dan
pengamanan untuk melayani tambahan sekitar 900 orang penumpang per
hari. Belum lagi keluarga TKI yang datang menjemput, perlu diatur
secara baik agar Bandara tidak menjadi overcrowded. Penyediaan sarana
angkutan hingga ke daerah asal pun, perlu disiapkan khusus, karena
kedatangan mereka yang umumnya pada malam hari, paparnya.
Penerapan program Kepulangan Mandiri ini, akan dimulai 26 Desember
2012. Kemnakertrans dan seluruh lembaga terkait bertekad menyelesaikan
seluruh kelengkapan infrastruktur, sumber daya, dan pengamanan, agar
jika tiba waktunya, dapat melayani Kepulangan TKI dengan prima di
Bandara Soetta. (IS