DESBUMI Summit diadakan dalam rangka menelusuri perjalanan selama lima tahun mempersiapkan inisiatif lokal dalam perlindungan buruh migran. Meneropong DESBUMI dari sudut pandang internal (Pemerintah Desa, penggerak DESBUMI dan komunitas buruh migran) dan eksternal (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi dan stakeholder lainnya), menjadi penting guna mengakumulasikan pengetahuan dan pengalaman di dalamnya.
Kegiatan ini membedah model kolaborasi DESBUMI dan menampilkan dinamikanya, di antaranya membedah Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) DESBUMI, mengupas keunikan-keunikan keberdayaan DESBUMI, dan produk-produk unggulan DESBUMI. Dalam perjalanannya, DESBUMI menjadi rujukan dan laboratorium bagi peneliti dan akademisi. DESBUMI juga menjadi sumber inspirasi dan komparasi bagi inisiatif berbasis desa lainnya. Beberapa komparasi inisiatif berbasis desa misalnya yang digagas oleh Kemenaker melalui DESMIGRATIF (Desa Migran Produktif), atau BNP2TKI melalui KKBM (Komunitas Keluarga Buruh Migran), dan inovasi-inovasi desa pra dan pasca UU Desa disahkan. Dalam kegiatan ini juga akan dibahas bagaimana exit strategy dan sustainability DESBUMI ke depannya.
DESBUMI Summit juga dilaksanakan guna merefleksikan bagaimana mengkonvergensikan UU Desa, karena selama ini basis kebijakan yang digunakan dalam advokasi di tingkat nasional hanya menggunakan instrumen-instrumen langsung yang terkait dengan UU Buruh Migran, misalnya UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri (UU PPTKILN). Kemudian juga bagaimana memaksimalkan UU No. 6 Tahun 2012 tentang ratifikasi konvensi buruh migran dan memberikan evidence base untuk menunjukkan kelemahan dari UU PPTKILN tersebut. Dalam perjalanannya, DESBUMI juga Memberi kontribusi signifikan tentang peran pokok pemerintah desa dalam perlidungan buruh migran di dalam UU No. 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Selain itu, DESBUMI Summit memperlihatkan collective action perempuan di komunitas buruh migran, serta kepemimpinan perempuan dalam advokasi perlindungan buruh migran di tingkat Desa. Banyak hal yang dapat dilakukan dengan DESBUMI, diantaranya memastikan perspektif keadilan gender dalam segala inisiatif perlindungan PMI, pendataan berbasis teknologi informasi, mengupayakan jaminan perlindungan sosial, mendekatkan pada akses keadilan dan reforma agraria, berpartisipasi secara aktif dalam proses perencanaan dan penganggaran desa, dan menggerakkan ekonomi dan meraih akses pasar berbasis remitansi.Untuk hal tersebut, dirancang beragam kegiatan mulai dari Dialog Kebijakan, Workshop Thematik, Pameran Produk dan Ekspresi Budaya dan Eksposure ke DESBUMI Banyuwangi dan Jember.
Telah sukses digelar pada 27, 28 dan 29 November 2018 di Kabupaten Banyuwangi, DESBUMI Summit menjadi forum pembelajaran bagi multipihak. Mewakili segenap pelaksana kegiatan, Migrant CARE mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam DESBUMI Summit. Berikut adalah kilas baliknya dalam sebuah video singkat!