Memperluas Perlindungan Buruh Migran bersama LAZISMU

Pada 15 September 2016 bertempat di Jakarta, Migrant CARE menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan LAZISMU untuk melakukan kerjasama dan mensinergikan program-program antar kedua belah pihak. LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang didirikan oleh PP Muhammadiyah dan memiliki tujuan pada pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui pendayagunaan dana zakat dan dana kedermawanan lain yang diberikan oleh perseorangan, perusahaan, maupun instansi lainnya.

Andar Nubowo (President Director LAZISMU) menuturkan, upaya kerjasama ini sesuai dengan 13 hasil Rekomendasi Muktamar Muhammadiyah yang salah satu poinnya adalah memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada kelompok rentan. Buruh migran dan anggota keluarganya yang hingga kini masih menjadi kelompok yang rentan akan tindak diskriminasi, kriminalisasi juga termarjinalkan dari peran negara menjadi penting untuk mendapatkan perlindungan serta pemberdayaan. Andar juga menyatakan, LAZISMU melalui program-programnya mendorong keberhasilan SDGs. Hal ini juga sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Migrant CARE selama ini yaitu membentuk skema perlindungan, pemberdayaan dan pendataan melalui Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI), penanganan kasus-kasus buruh migran, serta mengkampanyekan kerja layak dan migrasi aman. LAZISMU sebagai entitas lembaga keagamaan juga dianggap strategis, sesuai dengan posisi/keberadaan agama dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Terdapat dua bentuk program strategis yang direncanakan, yaitu program jangka panjang dan program tanggap darurat. Untuk program jangka panjang, Desbumi menjadi salah satu program yang akan segera disinergikan dengan program-program LAZISMU yang saat ini sudah memiliki sekitar 13.000 ranting di seluruh Indonesia. 36 Desbumi yang saat ini sudah ada direncanakan akan terkoneksi dengan cabang-cabang LAZISMU di daerah.

Tidak adanya data yang valid terkait buruh migran secara demografis maupun mobilitas menjadi sebuah permasalahan yang mengindikasi pembuatan kebijakan dan program pemerintah tidak tepat sasaran. Sehingga open data terkait data-data buruh migran menjadi salah satu instrumen yang akan dibangun dan dikembangkan bersama oleh Migrant CARE dengan LAZISMU ke depan. Adapun program tanggap darurat yang salah satu bentuknya berupa pengoperasionalan mobil ambulance untuk kebutuhan darurat terkait buruh migran.

Sebagai lembaga yang berfokus untuk memperjuangkan hak dan kepentingan buruh migran, Migrant CARE secara aktif bekerjasama dan berkooperasi dengan kelompok masyarakat maupun lembaga-lembaga yang juga memperjuangkan kepentingan buruh migran.

Luasnya jaringan dan kuatnya komitmen LAZISMU dalam melakukan pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu memberikan manfaat yang lebih luas bagi kehidupan buruh migran Indonesia dan anggota keluarganya dari kerjasama yang dilakukan dengan Migrant CARE.

desbumi

TERBARU